Featured, TS – Kenapa Pohon Cemara Menjadi Simbol Natal? Mungkin pertanyaan ini sering timbul dari kita untuk sejenak mencari tahu filosofi dari pohon cemara yang dihiasi lampu-lampu.
Dilansir dari Wikipedia, Kebiasaan memasang pohon Natal sebagai dekorasi dimulai dari Jerman. Pemasangan pohon Natal yang umumnya dari pohon cemara, atau mengadaptasi bentuk pohon cemara, itu dimulai pada abad ke-16.
Sebuah pohon Natal di dalam sebuah rumah
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an.
Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun di rumah sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain “evergreen”. Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan “hidup kekal”, sebab pada umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara yang selalu hijau daunnya.
Pemasangan pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik, di tengah kota atau di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa menjelang Natal. Salah satu yang terbesar adalah pohon yang ada di Rockefeller Center di 5th Avenue New York Amerika Serikat.
Terlepas dari kebenaran kisah-kisah di atas, hingga hari ini pemasangan Pohon Natal masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Kristen. Bagi penulis simbol ini tidak penting untuk di perdebatkan. Apapun yang ada untuk menjadi hiasa Natal itu harus disyukuri dan di imani bahwa Natal membawa sukacita, bukan karena perayaannya tapi karena iman percaya bahwa Sang Penebus (Tuhan) sudah datang.
Penulis berharap, filosofi pohon cemara yang ‘abadi’ bisa diartikan dengan baik oleh pembaca untuk tetap menjadi kuat ditengah hidup yang semakin tidak bisa ditebak ini. Kita semua harus bertahan, apapun musim dan cobaan kita.
Semoga artikel singkat ini bisa membantu pembaca semua. Tuhan memberkati. (Redaksi)