Mahasiswi FIB Unsrat Florenza Balalembang Soal Perkembangan Infrastruktur Kereta Cepat di China

MANADO, TS – Republik Rakyat Tiongkok, atau yang lebih dikenal dengan China, merupakan negara terbesar di Asia Timur dengan luas wilayah sekitar 9,6 juta kilometer persegi. China adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, mencapai lebih dari 1,4 miliar jiwa. China memiliki sumber daya manusia yang luar biasa besar dan beragam. Dengan populasi yang sangat besar, China juga memiliki tenaga kerja yang sangat banyak dan beragam dalam keterampilan dan keahlian. Tingkat melek huruf yang tinggi dan investasi besar dalam pendidikan telah menciptakan tenaga kerja yang kompetitif di berbagai sektor industri. Selain itu, China juga memiliki jumlah lulusan universitas di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) yang sangat tinggi, yang berkontribusi signifikan terhadap inovasi dan perkembangan teknologi.

China sering kali disebut sebagai negara maju karena pertumbuhan ekonomi yang pesat dan berbagai inovasi teknologi yang dikembangkannya. Selama beberapa dekade terakhir, China telah mengalami transformasi ekonomi yang luar biasa. Dari negara agraris yang miskin, China telah berkembang menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Reformasi ekonomi yang dimulai pada akhir 1970-an, serta kebijakan
keterbukaan terhadap investasi asing, telah mempercepat industrialisasi dan urbanisasi. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi China adalah perkembangan infrastrukturnya. Infrastruktur transportasi, khususnya kereta cepat, menjadi salah satu simbol kemajuan teknologi dan ekonomi China. Jaringan kereta cepat China, yang dikenal dengan nama “High-Speed Rail” (HSR), telah berkembang pesat dalam waktu yang relatif singkat, menjadikannya jaringan kereta cepat terbesar di dunia.

Sejarah dan Awal Pengembangan

Pengembangan kereta cepat di China dimulai pada akhir 1990-an, dengan proyek percontohan pertama yang diluncurkan pada awal 2000-an. Pemerintah China melihat pengembangan ini sebagai cara untuk mengatasi berbagai tantangan seperti kemacetan lalu lintas, polusi, dan kebutuhan akan mobilitas yang lebih efisien seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi. Pada tahun 2004, China memulai proyek percontohan dengan memperkenalkan jalur kereta cepat dari Qinhuangdao ke Shenyang. Namun, proyek besar pertama yang menarik perhatian dunia adalah jalur Beijing–Tianjin, yang diresmikan pada tahun 2008 menjelang Olimpiade Beijing. Kereta cepat pertama di China, dikenal sebagai CRH (China Railway High-speed), mulai beroperasi pada tahun 2007. Jalur ini mampu mencapai kecepatan operasional hingga 350 km/jam, menjadikannya salah satu jalur kereta tercepat di dunia pada saat itu.

Pembangunan Infrastruktur

Setelah suksesnya jalur Beijing-Tianjin, China mulai memperluas jaringan kereta cepatnya secara agresif. Pada tahun 2011, China telah membangun lebih dari 10.000 kilometer jalur kereta cepat, melampaui target awal yang ditetapkan pemerintah. Hingga 2023, jaringan kereta cepat China telah mencapai lebih dari 40.000 kilometer, menghubungkan hampir semua kota besar dan banyak kota kecil di seluruh negeri.

Beberapa rute utama meliputi:

1. Beijing-Shanghai: Salah satu jalur tersibuk, menghubungkan dua kota metropolitan utama dan mengurangi waktu perjalanan dari 10 jam menjadi sekitar 4,5 jam.

2. Beijing-Guangzhou: Jalur terpanjang dengan panjang sekitar 2.298 kilometer, memungkinkan perjalanan cepat antara ibu kota dan kota di selatan China.

3. Shanghai-Kunming: Menghubungkan wilayah timur dengan barat daya, membantu pengembangan ekonomi di daerah-daerah yang sebelumnya kurang berkembang.

China tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga mengembangkan teknologi kereta cepat. Awalnya, China mengadopsi teknologi dari Jepang dan Eropa. Namun, seiring berjalannya waktu, China mulai mengembangkan teknologi sendiri yang dikenal dengan CRH (China Railway High-speed). Kereta Fuxing yang diperkenalkan pada tahun 2017, misalnya, merupakan hasil inovasi lokal dan mampu mencapai kecepatan hingga 400 km/jam. Selain itu, China telah mulai mengembangkan kereta maglev (magnetic levitation) yang mampu mencapai kecepatan hingga 600 km/jam. Inovasi lain termasuk penggunaan teknologi big data dan kecerdasan buatan (AI) untuk manajemen operasional, pemeliharaan prediktif, dan peningkatan keselamatan. Sistem tiket elektronik dan infrastruktur stasiun yang modern juga menambah

kenyamanan bagi para penumpang.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Infrastruktur kereta cepat di China telah membawa dampak besar bagi perekonomian negara tersebut. Pertama, konektivitas yang meningkat telah mengurangi waktu perjalanan antar kota besar, mempercepat distribusi barang dan layanan, serta meningkatkan mobilitas tenaga kerja. Hal ini berdampak positif terhadap produktivitas dan efisiensi ekonomi. Kedua, pembangunan jalur kereta cepat telah mendorong pengembangan wilayah dan urbanisasi. Kota-kota
yang sebelumnya kurang berkembang kini menjadi pusat-pusat ekonomi baru berkat aksesibilitas yang lebih baik. Selain itu, sektor pariwisata juga mengalami lonjakan dengan adanya kemudahan transportasi.

Tantangan dan Masa Depan

Meskipun telah mencapai banyak kemajuan, pengembangan kereta cepat di China juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah biaya
pembangunan yang sangat tinggi. Pemerintah harus terus mengeluarkan dana besar untuk pemeliharaan dan perluasan jaringan. Selain itu, ada juga tantangan dalam hal keamanan dan manajemen risiko, terutama terkait dengan kecepatan tinggi dan kondisi cuaca ekstrem.

Namun, China tetap berkomitmen untuk mengembangkan infrastruktur kereta cepat. Pada tahun 2021, pemerintah mengumumkan rencana untuk memperluas jaringan kereta cepat hingga mencapai 70.000 kilometer pada tahun 2035. Selain itu, China juga berambisi untuk menjadi pemimpin global dalam teknologi kereta cepat, dengan terus mengembangkan inovasi baru dan mengeksplorasi peluang ekspor teknologi ke negara lain.

Kesimpulan

Perkembangan infrastruktur kereta cepat di China merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah transportasi modern. Dengan investasi besar dan inovasi teknologi yang berkelanjutan, China telah berhasil membangun jaringan kereta cepat yang tidak hanya meningkatkan mobilitas dalam negeri tetapi juga memberikan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, masa depan kereta cepat di China tampak cerah dengan rencana ekspansi dan pengembangan teknologi baru yang ambisius. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *