MANADO, TS – Rilis resmi pemerintah provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melalui akun fanpage Pemprov Sulut mencatat perkembangan pariwisata di Bumi Nyiur Melambai ini di dominasi oleh wisatawan asal Tiongkok.
Dalam rilis tersebut Pemprov Sulut mencatat sekitar 293 orang (36,44%) warga Tiongkok yang datang di Sulawesi Utara periode bulan Januari 2023.
Jumlah tersebut melebihi turus asal Singapura sebanyak 113 orang (14,05%), Amerika 44 orang (5,47%). Turis asal Jerman juga dicatat sebanyak 41 orang (5,10%) yang berkunjung di Sulawesi Utara.
Data tersebut dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), melalui Kepala BPS Sulut Asim Saputra melalui zoom meeting Rabu (01/03/2023).
Sementara itu, data BPS menyebutkan bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara berhasil meningkatkan indeks harga konsumen, nilai tukar petani, pariwisata, transportasi laut dan udara serta luas pangan dan produksi padi.
Februari 2023 indeks harga konsumen dilihat dari inflasi month to month (mtm) Kota Manado menempati urutan ke-9 inflasi di pulau Sulawesi dan urutan ke-74 secara nasional, sedangkan secara year on year (yoy) menempati urutan ke-11 di Pulau Sulawesi dan urutan ke-80 secara nasional. Penyumbang inflasi terbesar secara mtm yaitu ikan cakalang/ikan sisik sebesar 0,1241%, dan secara yty yaitu bensin sebesar 0,9775%.
Nilai tukar petani (NTP) Sulut pada bulan Februari 2023 naik 0,81% dan menjadi 105,63% dibandingkan dengan bulan Januari yang masih 104,78%. Sedangkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) mengalami kenaikan sebesar 0,58% dari nilai 103,77% di bulan Januari menjadi 104,37% di bulan Februari 2023.
Dan untuk hasil data transportasi udara, jumlah penumpang yang berangkat mengalami peningkatan 11,07% dari 52.915 orang pada Desember 2022 menjadi 58.771 orang pada Januari 2023.
Dari segi perkembangan ekspor dan impor, neraca perdagangan Sulut pada Januari 2023 mengalami surplus senilai US$ 60,17 juta. Dimana komoditas ekspor nonmigas terbesar masih didominasi lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) senilai US$ 46,07 juta atau 59,18% dari total ekspor. Sedangkan untuk komoditas ekspor terbesar adalah bahan bakar mineral (HS 27) senilai US$ 14,26 juta atau 80,64% dari total impor.
Ketua BPS Sulut juga menyampaikan luas panen dan produksi padi pada tahun 2022, luas panen padi mencapai sekitar 58,20 ribu hektar dengan produksi sebesar 243,73 ribu ton GKG. Dan jika dikonversikan menjadi beras maka produksi beras pada 2022 mencapai 136,36 ribu ton.
Rilis tersebut turut dihadiri oleh Jajaran BPS Sulut, Pejabat terkait di lingkungan Pemprov. Sulut dan Stakeholder terkait lainnya. (Falen)